Kamis, 23 April 2015

Pencemaran Pesisir



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Wilayah pesisir dan lautan Indonesia yang kaya dan beragam sumber daya alamnya telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu sumber bahan makanan utama, khususnya protein hewani, sejak berabad-abad lamanya. Sementara itu kekayaan hidrokarbon dan mineral lainnya yang terdapat di wilayah ini juga telah dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan ekonomi nasional. Selain menyediakan berbagai sumber daya tersebut, wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki berbagai fungsi lain, seperti transportasi dan pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan pariwisata, serta kawasan permukiman dan tempat pembuangan limbah.
Wilayah pesisir merupakan  kawasan yang memiliki potensi memadai untuk dikembangkan menjadi lebih baik. Dalam kaitan dengan ketersediannya, potensi sumber daya wilayah pesisir dan laut ini secara garis besar dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu sumber daya dapat pulih (renewable resources), sumber daya tak dapat pulih (non-renewable resources), dan jasa-jasa lingkungan (environmental services). Ketiga potensi inilah walaupun telah dimanfaatkan, tetapi masih belum optimal dan terkesan tidak terencana dan terprogram dengan baik.
Di beberapa kawasan pesisir dan lautan yang padat penduduk dan tinggi intensitas pembangunannya terdapat berbagai gejala kerusakan lingkungan termasuk pencemaran, degradasi fisik habitat utama pesisir (mangrove, terumbu karang, estuaria, dll) dan abrasi pantai telah mencapai suatu tingkat yang mengancam kapasitas keberlanjutan ekosistem pesisir dan lautan. Pemanfaatan sumber daya alam dan jasa lingkungan pesisir dan laut untuk kegiatan perikanan, pertambangan, perhubungan, industri, konservasi habitat, pariwisata, dan permukiman, telah menimbulkan berbagai permasalahan yang berpotensi besar memicu konflik kepentingan antar pihak, sehingga berdampak pada kelestarian fungsi dan kerusakan sumberdaya alam.


B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian pencemaran pesisir ?
2.      Bagaimana ciri – ciri wilayah pesisir?
3.      Apa saja komponen biotik dan abiotik yang ditemukan di pesisir pulau Gili?
4.      Bagaimanakah kehidupan masyarakat di pesisir pulau gili?
5.      Apa saja kah keuntungan yang terdapat di pesisir pulau Gili
6.      Kegiatan apa saja yang dapat merusak pesisir pulau Gili?
7.      Bagaimana penanggulangan kerusakan pada wilayah pesisir?

C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui arti Pencemaran Pesisir
2.      Untuk mengetahui ciri ciri wilayah pesisir
3.      Untuk mengetahui komponen biotik dan abiotik di daerah pesisir pulau Gili
4.      Untuk mengetahui kehidupan masyarakat di daerah pesisir pulau Gili
5.      Untuk mengetahui keuntungan yang ada di daerah pesisir pulau Gili
6.      Untuk mengetahui kegiatan yang dapat merusak daerah pesisir pulau Gili
7.      Untuk mengetahui cara penanggulangan kerusakan di wilayah pesisir

D.    MANFAAT PEMBAHASAN
1.      Bagi penulis
Manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui makalah ini yaitu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat karya tulis berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan datang sudah baik di tingkatkan dan yang salah diperbaiki serta untuk menambah wawasan penulis mengenai pencemaran pesisir.

2.      Bagi Pelajar
Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh pelajar adalah pelajar dapat menambah wawasan/pengetahauannya mengenai tentang pencermaran daerah pesisir dan cara menanggulanginya. Sehingga setalah membaca makalah ini, pelajar dapat memahami tentang pencemaran pesisir.


BAB II
LANDASAN TEORI

       I.            PENCEMARAN PESISIR
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar daripada daerah paparan benua (continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Bengen, 2002).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan propinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.
Wilayah pesisir/pantai adalah suatu hal yang lebarnya bervariasi, yang mencakup tepi laut (shore) yang meluas kearah daratan hingga batas pengaruh marin masih dirasakan (Bird, 1969 dalam Sutikno, 1999).
Klasifikasi pantai menurut Valentin, 1952 (Sutikno, 1999), dasar klasifikasinya adalah perkembangan garis pantai maju atau mundur. Pantai maju dapat disebabkan oleh pengangkatan pantai atau progradasi oleh deposisi, sedangkan pantai mundur disebabkan pantai tenggelam atau retrogradasi oleh erosi.
Bendasarkan pada batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan (interface) antara daratan dan laut. Oleh karena itu, wilayah pesisir merupakan ekosisitem khas yang kaya akan sumberdaya alam baik sumberdaya alam dapat pulih (renewable resources) seperti ikan, terumbu karang, hutan mangrove, dan sumberdaya tak dapat pulih (non-renewable resources) seperti minyak dan gas bumi, bahan tambang dan mineral lainnya.  Selain itu, wilayah pesisir juga memiliki potensi energi kelautan yang cukup potensial seperti gelombang, pasang surut, angin, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), serta memiliki potensi jasa-jasa lingkungan (environmental services) seperti media transportasi, keindahan alam untuk kegiatan pariwisata, dan lain-lain.
Dari definisi wilayah pesisir tersebut  secara umum memberikan gambaran besar, betapa kompleksitas aktivitas ekonomi dan ekologi yang terjadi di wilayah ini. Kompleksitas aktivitas ekonomi seperti perikanan, pariwisata, pemukiman, perhubungan, dan sebagainya memberikan tekanan yang cukup besar terhadap keberlanjutan ekologi wilayah pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Tekanan yang demikian besar tersebut jika tidak dikelola secara baik akan menurunkan kualitas dan kuantitas sumberdaya yang terdapat di wilayah pesisir.

    II.            CONTOH PENCEMARAN PESISIR
Pertumbuhan jumlah penduduk yang mendiami wilayah pesisir dan meningkatnya kegiatan pariwisata juga akan meningkatkan jumlah sampah dan kandungan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai kerugian bagi lingkungan pesisir. Penggunaan pupuk untuk menyuburkan areal persawahan di sepanjang Daerah Aliran Sungai yang berada di atasnya serta kegiatan-kegiatan industri di darat yang membuang limbahnya ke dalam badan sungai yang kemudian terbawa sampai ke laut melalui wilayah pesisir. Hal ini akan menperbesar tekanan ekologis wilayah pesisir.
Sumber pencemaran yang berasal dari limbah industri dan kapal-kapal di sepanjang wilayah pesisir umumnya mengandung logam berat. Kandungan logam berat diperairan diperkirakan akan terus meningkat dan akan mengakibatkan terjadinya erosi dan pencucian tanah, masuknya sampah industri dan pembakaran bahan baker fosil ke perairan dan atmosfer, serta pelepasan sedimentasi logam dari lumpur aktif secara langsung.

Ø  Ciri-Ciri Pencemaran Pesisir dan Pantai:
·         Adanya limbah idustri di sungai yang meresap ke tanah.
·         Terdapat banyak sampah-sampah di daerah pesisir dan pantai. Sampah yang bersifat organic maupun nonorganik juga dibuang ke laut melalui sistem DAS.
·         Terjadinya perubahan kondisi alam menjadi lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang diperluka.
·         Adanya pencemaran limbah minyak yang terjadi di pantai baik yang di sengaja maupun yang tidak disengaja.
·         Rusaknya hutan mangrove di daerah pesisir pantai.
·         Hancurnya organisme yang membuat laut menjadi semakin tidak subur.

Ø  Beberapa kegiatan manusia yang dapat menyebabkan pencemaran pesisir dan pantai adalah sebagai berikut:
·         Penambangan karang dengan atau tanpa bahan peledak, Penangkapan ikan menggunakan racun sianida dan bahan peledak.
·         Penambatan jangkar perahu.
·         Pembuangan sampah rumah tangga
·         Pembukaan lahan untuk pertanian, pengembangan kota dan industri, penebangan kayu dan penambangan di daerah aliran sungai (DAS) mengakibatkan terjadinya pencemaran dan perobahan lingkungan wilayah pesisir.
·         Pembukaan hutan mangrove untuk kepentingan pemukiman, pembangunan infrastuktur dan perikanan tambak dapat mengakibatkan erosi pantai.
·         Sumber pencemaran pesisir dan pantai dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian yaitu:
1) Industri,
2) Limbah cair pemukiman (sewage),
3) Limbah cair perkotaan (urban stormwater),
4) Pertambangan,
5) Pelayaran (shipping)

 III.            Dampak Pencemaran Pesisir
Dampak negatif dari pencemaran tidak hanya membahayakan kehidupan biota dan lingkungan laut, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian, mengurangi atau merusak nilai estetika lingkungan pesisir dan lautan dan menimbulkan kerugian secara sosial ekonomi.
Kerusakan garis pantai Indonesia diakibatkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi pantai. Akibat dari rusaknya garis pantai ini dapat memberikan pengaruh pada berbagai sektor seperti pariwisata, transportasi laut, keberadaan lahan produktif, keanekaragaman hayati, hingga pergeseran batas negara.

 IV.            Usaha Penangulangan Pencemaran Pesisir
Penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut perlu dilakukan secara hati-hati agar tujuan dari upaya dapat dicapai. Mengingat bahwa subjek dan objek penanggulangan ini terkait erat dengan keberadaan masyarakat pesisir, dimana mereka juga mempunyai ketergantungan yang cukup tinggi terhadap ketersediaan sumberdaya di sekitar, seperti ikan, udang, kepiting, kayu mangrove, dan sebagainya, maka penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut yang berbasis masyarakat menjadi pilihan yang bijaksana untuk diimplementasikan.
Penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat diharapkan mampu menjawab persoalan yang terjadi di suatu wilayah berdasarkan karakteristik sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di wilayah tersebut. Dalam hal ini, suatu komunitas mempunyai hak untuk dilibatkan atau bahkan mempunyai kewenangan secara langsung untuk membuat sebuah perencanaan pengelolaan wilayahnya disesuaikan dengan kapasitas dan daya dukung wilayah terhadap ragam aktivitas masyarakat di sekitarnya.
Ø  Tujuan khusus penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat dalam hal ini dilakukan untuk :
·         Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menanggulangi kerusakan lingkungan;
·         Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam pengembangan rencana penanggulangan kerusakan lingkungan secara terpadu yang sudah disetujui bersama;
·         Membantu masyarakat setempat memilih dan mengembangkan aktivitas ekonomi yang lebih ramah lingkungan; dan
·         Memberikan pelatihan mengenai sistem pelaksanaan dan pengawasan upaya penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat.

    V.            ANALISIS DATA

1.      Ciri – ciri Pulau Gili
-          Luas wilayahnya sekitar 68 ha, dan jumlah penduduknya 7.600 jiwa (2004), yang sebagian besar adalah Suku Madura
-          mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai nelayan
-          Pulau ini memiliki 2 pantai yang konturnya berbeda, bagian barat berpasir sementara itu bagian timurnya merupakan hamparan karang.
-          Tidak ada tanah, semuanya berupa pasir putih

2.      Komponen biotik dan abiotik yang ada di pulau Gili
·         Komponen biotik
-          Tumbuhan
-          Hewan (kambing, ayam, kepiting)
-          Manusia
-          dll.
·         Kompone abiotik
-          Pasir                                                                - Batu
-          Cahaya matahari                                             - Air
-          Udara                                                              - Suhu
-          Kelembapan                                                    - iklim

3.      Kehidupan masyarakat
Dalam hal kehidupan masyarakat di pulau Gili, kami mewawancarai Bapak Purnomo, yang mana beliau seorang nelayan. Kata beliau “ Seluruh masyarakat Gili mayoritas bekerja sebagai nelayan bagi bapak bapak. Sedangkan bagi ibu ibu, mayoritas mereka berdagang hasil tangkapan para nelayan di Tempat  Pelelangan Ikan Probolinggo ada juga yang sekedar membuka warung kecil dirumah mereka. Pada musim kemarau, para nelayan seringkali pergi berlayar hingga berhari hari untuk mendapatkan ikan yang mana hasilnya akan dijualnya. Akan tetapi, pada musim hujan para nelayan tidak berlayar, dikarenakan cuaca yang tidak mendukung beserta ombak yang cukup besar. Di saat nelayan tidak pergi berlayar, yang dilakukannya ialah membetulkan jaring – jaring mereka yang rusak, serta perlengkapan lainnya. Dan juga hasil dari tangkapan ikan yang sebelumnya ditangkap, bisa mereka jual kembali. Jika bertanya tentang trdasi, di pulau Gili sudah lama tidak ada tradisi tertentu. Itu dikarenakan, tidak ada penerus yang ingin melanjutkan tradisi tersebut, sehingga kini pun tradisi yang lalu sudah hilang dan terlupakan.
Dalam bidang pendidikan, masyarakat dewasa pulau Gili mayoritas lulusan sekolah dasar. Akan tetapi seiring berjalannya waktu  kini pendidikan di pulau Gili terdapat beberapa tingkatan, seperti taman kanak kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama. Jadi, anak – anak sekarang bisa sekolah melebihi sekolah dasar saja. Dan untuk melanjutkan sekolah menangah atas, kebanyakan anak – anak pergi ke kota Probolinggo untuk menimba ilmu. Dan juga guru – guru di pulau Gili sendiri kebanyakan berasal dari kota, jadi setiap hari mereka harus pulang pergi berlayar dengan menaiki kapal yang telah disediakan oleh pemerintah untuk guru – guru yang mengajar di pulau Gili.
Interaksi antar masyarakat pun sangat baik. Kekerabatannya sangat terjaga dengan saling bersilaturrahmi. Di pulau Gili juga terdapat Kepala Desa serta staff staff yang mengatur wilayah tersebut. Kegiatan lainnya dari masyarakat setempat dari yang muda sampai dengan yang tua adalah menyempatkan berenang pada siang maupun sore hari dan anak – anak sangatlah  betah untuk berlama lama di dalam air, hingga mereka lupa waktu.
Keuntungan dari Wilayah pesisir  ialah  keuntungan yang didapat nelayan setempat saat cuaca baik sehingga nelayan dapat menangkap ikan dengan jumlah yang banyak, dan penghasilan yang didapat bisa melebihi gaji PNS tiap bulannya. Keuntungan lainnya,  pulau Gili dapat menjadi tempat wisatawan lokal yang dapat menguntungkan bagi penduduk setempat serta dapat menjadi tempat penelitian bagi para pelajar.
Kegiatan yang dapat merusak  wilayah pesisir  yaitu seperti  sampah, sampah yang dimaksud bukan hanya dari  kegiatan penduduk , melainkan sampah sampah yang terbawa arus dan terlempar ke pesisir pantai Gili. Dan anak anak dari penduduk setempat yang dibiasakan BAB di pasir pesisir, itu karenakan oleh air yang di berikan untuk pulau Gili masih terlalu sedikit.  
Upaya penanggulangan kerusakan wilayah tersebut yaitu dengan membakar sampah yang berada di sekitar pantai oleh penduduk, atau sampah yang terdapat di pinggir pesisir itu dapat hanyut kembali ke laut dan BLH selalu memberikan tempat sampah di pulau tersebut, karena di pulau Gili masih minim tempat sampah. Serta bagian dari BLH akan mengecek keadaan sampah yang ada di pulau Gili, jika sampah tetap saja tidak berkurang setiap tahunnya, penduduk akan bergotong – royong untuk membersihkan sampah tersebut.


BAB III
PENUTUP

v  Kesimpulan     :
-          Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan propinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.
-          Keadaan di pesisir pulau Gili dalam keadaan tercemar,banyak sampah di pinggir pesisir nya. Tapi keadaan dalam pulau pesisir cukup bersih.

v  Saran   :
-          Ketika kita datang ke pulau Gili jangan membuang sampah sembarangan .




DAFTAR PUSTAKA










3 komentar:

  1. artikel yang bagus... mohon ijin kopas untuk materi ajar...trims

    BalasHapus
  2. Jackpot City Casino | Play Now with $50 Free at Lucky
    Enjoy exclusive offers and free spins on many slots & table games from the best provider at Lucky Club. Enjoy luckyclub.live amazing VIP program, games, and generous bonus

    BalasHapus
  3. Las Vegas, NV Casinos - Mapyro
    Compare all Las Vegas casinos and find 구미 출장안마 the perfect venue 태백 출장샵 for you. Check 서산 출장마사지 out Mapyro's 이천 출장샵 interactive 남양주 출장마사지 floor plans, interactive dining options and find the perfect

    BalasHapus